Oleh: Mirzu
Aceh Peduli ASI menggelar acara live di Instagram dengan tema “Menyusui saat Hamil, Bolehkah?” yang diikuti kurang lebih 200 peserta pada Minggu (27/6/2021) malam.
Dalam acara tersebut yang menjadi narasumber yaitu, dr. Nisa Fathoni, Sp.OG, IBCLC, seorang dokter Spesialis Obgyn dan Konselor Menyusui Bersertifikat Internasional. Beliau juga alumni dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI). Kemudian, yang menjadi moderator pada acara itu, dr. Cut Rika Maharani, Sp.OG dari Divisi Riset Aceh Peduli ASI.
Pada kesempatan itu, dr. Nisa menjelaskan bahwa, Nursing While Pregnant (NWP) merupakan kondisi dimana sang ibu masih memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada sang kakak yang berumur di bawah 2 tahun, namun sang ibu dalam keadaan hamil.
“Yang dimaksudkan dalam kategori NWP adalah menyusui saat hamil, artinya bundanya sudah hamil lagi disaat sang kakak masih umur di bawah 2 tahun dan masih menyusui,” jelasnya.
dr. Nisa mengingatkan bahwa, ketika sang ibu ingin memutuskan untuk melakukan NWP , sang ibu harus mewaspadai beberapa kondisi, seperti, adanya riwayat infertilitas artinya, ada gangguan kesuburan atau sudah lama menikah dan rutin berhubungan 2 sampai 3 kali dalam seminggu tetapi juga belum hamil.
Kemudian, lanjutnya, sang ibu ada riwayat keguguran, hamil dengan flek, ada darah dibelakang kandung kehamilannya, dan sedang menjalani bed rest atau istirahat total saat hamil.
“Nah beberapa kondisi ini yang harus kita waspadai. Jadi kalau ingin menyusui ketika hamil, harus dikonsultasikan dulu dengan dokter yang menangani, kira-kira aman atau tidak,” kata dr. Nisa.
Selain itu, terkait informasi yang berkembang di masyarakat bahwa, kalau menyusui saat hamil nanti anaknya kurang pintar. Menurut dr. Nisa, itu adalah mitos. Ia menjelaskan bahwa, anak yang dikandung sang ibu itu tentu kadar kecerdasan atau intelegensia akan dipengaruhi yaitu, pertama dari genetik ibunya yang terbentuk dari kromosom X.
Kedua, lanjutnya, berhubungan dengan stimulasi. Jadi disaat masih dalam kandungan, tentunya konsumsi zat besi atau mikronutrien lain yang akan mempengaruhi fungsi kognitif, baik itu sensorik, motorik, dan intelegensia.
“Bukan hanya IQ, tetapi juga mempengaruhi kemampuan verbal, pemikiran logika, hitungan matematis. Jadi kadar kecerdasan pada anak itu tergantung bagaimana asupan gizi sang ibu saat hamil,” terangnya.
Kemudian ketiga, kata dr. Nisa, kita juga harus memperhatikan stimulasi lingkungannya, karena itu juga mempengaruhi kadar kecerdasan pada anak. Termasuk memberikan ASI kepada bayi setelah lahir juga sangat baik untuk bayi.
Oleh karena itu, dr. Nisa menegaskan bahwa, kadar kecerdasan pada anak tidak ada hubungannya dengan nursing while pregnant atau menyusui saat hamil.
“Jadi lebih memperhatikan faktor-faktor penyebabnya, selama bundanya sehat, kemudian hemoglobinnya bagus, zat besinya juga baik, dan stimulasinya juga ada. Jadi sebenarnya ini win win solution, tidak hanya berlaku bagi sang bayi, tetapi juga bagi sang kakaknya,” jelasnya.
Sumber: Instagram Live @acehpeduliasi x @nisafathoni 27 Juni 2021